Minggu, 09 April 2017

Ekonomi Makro



Pengantar Ekonomi Makro
Resume ini dibuat untuk memenuhi tugas P.ekonomi makro di semester 2
Dosen Pembimbing : Bachrudin, SE; MM
Disusun oleh:
Suherlan     114020094





FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
Tahun Ajaran 2014/2015;

1.     Ruang Lingkup Analisis Makro Ekonomi.

          Teori atau analisis dasar dalam ilmu ekonomi dibedakan menjadi 2 bentuk mikro ekonomi dan makro ekonomi Analisis dalam ekonomi mikro pada umumnya meliputi bagian bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Dalam teori mikro ekonomi yang dianalisis adalah kegiatan seorang konsumen, suatu perusahaan atau suatu pasar.
          Analisis dalam teori makro ekonomi lebih global atau menyeluruh sifatnya. Dalam maklro ekonomi yang diperhatikan adalah tindakan konsumen secara keseluruhan, kegiatan kegiatan keseluruhan pengusaha dan perubahan perubahan keseluruhan kegiatan ekonomi. Atas dasar analisis yang berbeda ini ahli ahli ekonomi membedakan teori teori dasar dalam ilmu ekonomi kepada teori mikro dan makro. Analisis analisis dalam makro ekonomi menerangkan tentang :
1. Bagaimana segi permintaan dam penawran menentukan tingkat kegiatan dalam perekonomian.
2. Masalah masalah utama yang selalu dhadapi setiap perekonomian
3. Peranan kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mengatasi masalah masalah ekonomi yang dihadapi.

A.   Masalah Utama Dalam Perekonomian.
 Masalah makro ekonomi utama yang akan selalu dihadapi suatu negara adalah :
1. Masalah Pertumbuhan ekonomi
Perkembangan kegiatan ekonomi yang berlaku dari waktu ke waktu dan menyebabkan pendapatan nasional riil
semakin berkembang.
2. Masalah ketidakstabilan ekonomi
3. Masalah Pengangguran
4. Masalah kenaikan harga harga
5. Masalah Neraca perdagangan dan Neraca Pembayaran
B.  Alat Pengamat Prestasi Kegiatan Ekonomi:


1. Pendapatan Nasional pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita.
Data Pendapatan Nasional menggambarkan tingkat produksi negara yang dicapai dalam satu tahun tertentu. dan
perubahannya dari tahun ke tahun.
2. Penggunaan tenaga kerja dan pengangguran
Pengangguran : Jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari kerja tetapi belum memperolehnya
3. Tingkat perubahan harga harga atau inflasi
4. Kedudukan neraca perdagangan, dan neraca pembayaran.
Neraca Perdagangan : Menggambarkan nilai eksport dan import barang serta perbedaannya dalam periode tertentu
Neraca Pembayaran : Informasi yang menunjukkan aliran ke luar masuk keuangan diantara satu negara dg negara lain
5. Kestabilan nilai mata uang domistik.

C. Tujuan Kebijakan Makro ekonomi.
1. Menstabilkan kegiatan ekonomi
2. Mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja ( kesempatan kerja ) tanpa inflasi.
3. menghindari masalah inflasi.
Inflasi Kenaikan harga harga umum yang berlaku dalam suatu perekonomian dari satu periode ke periode lainnya.
4. Menciptakan ekonomi yang teguh.
5. Mewujudkan kekukuhan neraca pembayaran dan kurs valuta asing.

D. Bentuk bentuk Kebijakan makro ekonomi.
1. Kebijakan Fiskal
Langkah langkah pemerintah membuat perubahan dalam bidang perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud
untuk mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian.
Pengeluaran agregat adalah Pembelanjaan yang akan dilakukan dalam perekonomian pada suatu waktu tertentu
2. Kebijakan Moneter.
Meliputi langkah langkah pemerintah -yang dikeluarkan oleh bank Indonesia untuk mempengaruhi penawaran uang
dalam perekonomian atau mengubah suku bunga dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat.

          Pendapatan nasional  adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode, biasanya selama satu tahun. Pendapatan nasional merupakan salah satu indikator  yang dapat digunakan untuk mengukur laju pembangunan dan perkembangan tingkat kesejahteraan suatu Negara dari waktu ke waktu. Selain itu dengan pendapatan nasional, dapat diketahui arah, tujuan, dan struktur perekonomian suatu Negara.
Ada 3 cara / metode / pendekatan dalam menghitung pendapatan nasional, yaitu sebagai berikut :
1. Metode Pendekatan Produksi
          Pendekan produksi (PDB/PGNP) merupakan pendapatan yang berasal dari penggunaan beberapa faktor-faktor produksi untuk menghasilkan sesuatu. Nilai produksi suatu sector menggambarkan nilai tambah yang diwujudkan oleh suatu sektor tersebut.
Ada sembilan sektor atau lapangan usaha terbagi dalam tiga kelompok, yaitu sebagai berikut :
1)      Sektor Primer
a)      Pertanian, Pertenakan, Kehutanan, dan Perikanan.
b)      Pertambangan dan penggalian.
2)      Sektor Sekunder
a)      Industri pengolahan.
b)      Listrik, air, dan gas.
c)      Bangunan.
3)      Sektor Tersier
a)      Perdagangan, Hotel, dan Restoran.
b)      Pengangkutan dan telekomunikasi.
c)      Jasa lain-lain.
Pendekatan Produksi dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y=(P1X Q1)+(P2X Q2)+….(PnX Qn)
Keterangan :
Y= Pendapatan nasional        
P1= harga barang ke-1             Pn= harga barang ke-n
Q1= jenis barang ke-1             Qn= jenis barang ke-n
2. Metode Pendekatan Pendapatan
          Pendekatan Pendapatan (income a product) adalah suatu pendekatan dimana pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan dari berbagai faktor produksi yang memberi sumbangan terhadap proses produksi.
Pendapatan nasional berdasarkan pendekatan pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut:  
Y = r + w + i + p
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
r = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya
w = Pendapatan bersih dari sewa
i = Pendapatan dari bunga
p = Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha perorangan
3.      Pendekatan Pengeluaran.
          Penghitungan pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pengeluaran ini dilakukan dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran berbagai sektor ekonomi, yaitu rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan masyarakat luar negeri suatu negara pada periode tertentu. 
Pendekatan Pengeluaran dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = C + I + G + ( X – M )

Keterangan : 
Y = Pendapatan nasional 
C = consumption ( konsumsi rumah tangga )
I = investment ( investasi ) 
G = government expenditure ( pengeluaran pemerintah ) 
X = ekspor
M = impor
Konsep Pendapatan Nasional sebagai berikut:
a. Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)
Produk Domestik Bruto adalah jumlah nilai seluruh barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam periode tertentu atau satu tahun termasuk barang dan jasa yang diproduksi oleh perusahaan milik penduduk negara tersebut dan oleh penduduk negara lain yang tinggal di negara yang bersangkutan.
b. Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP)
Produk Nasional Bruto adalah total nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu masyarakat suatu negara selama periode tetentu baik yang tinggal di dalam negeri maupun di luar negeri.
Rumus :
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri
c. Produk Nasional Netto (PNN) atau Net National Product (NNP)
Produk Nasional Neto adalah produk nasional bruto dikurangi penyusutan barang-barang pengganti modal dalam proses produksi.
Rumus :
NNP = GNP – Penyusutan
d. Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) = NNI
Pendapatan Nasional Neto adalah produk nasional neto dikurangi dengan pajak tidak langsung dan ditambah dengan subsidi .
NNI = NNP – Pajak tidak langsung
e. Pendapatan Perorangan (Personal Income = PI)
Pendapatan Perongan adalah seluruh jumlah seluruh penerimaan yang benar-benar
sampai di tangan masyarakat .
PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social + Pajak perseorangan ).
f. Pendapatan Disposable/ setelah pajak (Disposible Income)
Pendapatan Disposible adalah pendapatan perseorangan setelah dikurangi dengan pajak penghasilan. Rumusnya: Disposible Income = Personal Income – Pajak Penghasilan.
g. PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)
Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah keseluruhan dari nilai tambah bruto yang berhasil diciptakan oleh seluruh kegiatan ekonomi yang berada pada suatu wilayah selama periode tertentu.

3.     Konsep pelaku ekonomi
          Konsep perekonomian dua sektor merupakan konsep  perekonomian yang terdiri dari dan sektor rumah tangga dan sektor perusahaan. Dalam perekonomian 2 sektor, tidak terdapat pajak dan pengeluaran pemerintah. Bukan hanya itu perekonomian 2 sektor pun tidak melakukan perdagangan luar negeri yakni tidak melakukan kegiatan ekspor dan impor.
Model arus perputaran faktor produksi, barang dan jasa, serta uang antara rumah tangga dengan perusahaan dapat kalian lihat pada gambar berikut ini.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdg-hFildtn2kdeCrnZw_n6RMp5c1KalpDuLXGWVeQmllllQ345kgyWittJu1ys52ks1N5LYkhZW8KlE7l0VzATLGSEmP2nHq_QVfln4pfFwWxf4CPLbujIcbr1RIkTF37G8GwiQbyDU0/s400/1.PNG
Gambar 1. Arus perputaran faktor produksi, barang dan jasa, serta uang antara rumah tangga konsumsi dengan perusahaan.
Dari gambar 1, terlihat bahwa rumah tangga konsumen (RTK) adalah sebagai pemilik faktor-faktor produksi berupa tanah, tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan. Penawaran faktor produksi oleh rumah tangga ini akan bertemu dengan permintaan faktor produksi oleh perusahaan. Interaksi ini terjadi di pasar faktor produksi. Sedangkan di pasar barang, terjadi interaksi antara perusahaan sebagai penghasil barang dan jasa dengan konsumen sebagai pengguna barang dan jasa. Sehingga terjadi hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain. Dalam diagram juga terlihat arus aliran uang dari dan ke masing-masing rumah tangga. RTK menerima upah, sewa, bunga, dan keuntungan dari perusahaan sebagai balas jasa atas penyerahan faktor produksi. Perusahaan menerima uang pembayaran atas barang dan jasa yang dibeli.

Interaksi ekonomi dalam perekonomian dua sektor juga dapat digambarkan seperti di
bawah ini.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmVdUa_5glw9cRVDuotKwOz53BzcSZifNGGXx2qit4sCl3VL2B-lcg8UCakI798uvj7qECoWbFHSonp0QpJlpxE4H0du-GkNO0nqNgHUi0UOQ2MZMYnQKoywIbn2mu4vsAH6NqJeOSnAM/s400/2.PNG
Dari Bagan diatas terlihat bahwa sektor rumah tangga konsumen akan menjual faktor produksi pada sektor perusahaan (rumah tangga produsen) agar memperoleh pendapatan. Dalam hal ini, sektor rumah tangga konsumen akan memberikan faktor produksi seperti tanah, tenaga kerja, modal atau keahlian pada perusahaan (garis a). Sebagai balasan atas faktor produksi yang diberikan oleh sektor rumah tangga, maka sektor perusahaan akan memberikan balas jasa berupa sewa untuk tanah, upah atau gaji bagi tenaga kerja, bunga atau sewa untuk modal dan keuntungan bagi keahlian (garis b).
Setelah sektor rumah tangga memperoleh balas jasa atas faktor produksi yang mereka jual kepada perusahaan, maka sektor rumah tangga memiliki pendapatan yang siap untuk dibelanjakan (yaitu pendapatan setelah dikurangi tabungan dan pajak) pada sektor perusahaan, berupa pembelian barang dan jasa (garis c bawah). Kemudian sektor rumah tangga produsen akan menyerahkan barang dan jasa tersebut kepada sektor rumah tangga konsumen (garis d).

B. Hubungan antara Konsumsi dan Pendapatan

Yang terpenting dalam perekonomian dua sektor adalah pendapatan rumah tangga. Tabel yang menggambarkan hubungan di antara konsumsi rumah tangga dan pendapatan dinamakan daftar (skedul) konsumsi. Daftar konsumsi pada dasarnya menggambarkan besarnya konsumsi rumah tangga pada tingkat pendapatannya yang berubah-ubah.
Misalnya, seperti dapat dilihat dalam tabel 1.1, pada waktu pendapatan seseorang adalah Rp.500 ribu konsumsinya adalah Rp.500 ribu, pada waktu pendapatanya Rp.900 ribu konsumsinya Rp. 800 ribu, tabel 1.1 secara terperincih menunjukan hubungan di antara tingkat pendapatan disposebel dengan pengeluaran konsumsi dan tabungan rumah tangga.
  
TABEL 1.1
Daftar konsumsi dan tabungan rumah tangga
   (dalam ribuan rupiah)
Pendapatan
disposebel (Yd)
(1)
Pengeluaran
konsumsi (C)
(2)
Tabungan (S)

(3)
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
125
200
275
350
425
500
575
650
725
800
875
-125
-100
-75
-50
-25
0
25
50
75
100
125
















 1. Pada pendapatan yang rendah rumah tangga mengorek tabungan.
Pada waktu pendapatan disposebel adalah (Y­= 0 ), pengeluaran konsumsi adalah Rp.125 ribu. Ini berarti rumah tangga harus menggunakan harta atau tabungan masa lalu untuk membiayai pengeluaran konsumsinya.
2. Kenaikan pendapatan menaikan pengeluaran konsumsi. Biasanya pertambahan pendapatan adalah lebih tinggi dari pada pertambahan konsumsi.
3. Pada pendapatan yang tinggi rumah tangga menabung. Pertambahan pendapatan selalu lebih besar dari pertumbuhan konsumsi maka pada akhirnya rumah tangga tidak “mengorek tabungan” lagi. ia akan mampu menabung sebagian dari pendapatannya.
            Konsumsi, pendapatan dan tabungan hubungannya sangat erat. Menurut pendapat JM Keyness dikenal dengan Psychological Consumption membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
Pendapat JM Keyness sebagai berikut :
Jika pendapatan naik, maka konsumsi akan naik, tetapi tidak sebanyak kenaikan pendapatan. Setiap kenaikan pendapatan akan digunakan untuk konsumsi dan tabungan.
·      Setiap kenaikan pendapatan jarang menurunkan konsumsi dan tabungan.
C.     Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan
Dalam analisis makro ekonomi yang lebih penting bukanlah melihat konsumsi dan tabungan suatu rumah tangga, tetapi melihat konsumsi dan tabungan dari semua rumah tangga dalam perekonomian.
1.      Ciri-ciri Fungsi Konsumsi dan Tabungan
Sebelum menerangkan ciri-ciri fungsi konsumsi dan fungsi tabungan terlebih dahulu perlu didefinisikan arti dari istilah fungsi konsumsi dan fungsi tabungan.
a.       Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional perekonomian tersebut.
b.      Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional perekonomian tersebut.

2.      Penentu-penentu Lain Konsumsi dan Tabungan
a.       Kekayaan yang telah terkumpul.
b.      Suku bunga.
c.       Sikap berhemat.
d.      Keadaan perekonomian.
e.       Distribusi pendapatan.
f.       Tersedia tidaknya dana pensiun yang mencukupi.

D.    Investasi (Penanaman Modal)
1.      Definisi dan arti Investasi
Investasi atau penanaman modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Dengan demikian investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian.
2.      Fungsi investasi
Kurva yang menunjukan perkaitan di antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan nasional dinamakan fungsi investasi.
3.      Penentu-penentu tingkat Investasi
a.       Ramalan keadaan perekonomian di masa depan.
b.      Perubahan dan perkembangan teknologi.
c.       Efek pertumbuhan pendapatan nasional.
d.      Keuntungan perusahaan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1a5RGkUD7qOmfDjwHOB3yXV22tuc5dkOspUYOl9BzXNBvUBJLUUglcd389f4vsWiI9dkyupcP5K-yFOAu5QGUvJ5K1XqZQbQvyisTzj0nRi72WIAYB9henjwdsnHcoDcRzfcXWAidVZQ/s320/4.PNG
E.     Perubahan keseimbangan dan multiplier
Dari satu periode ke periode lainnya keseimbangan pendapatan nasional akan selalu mengalami perubahan. Dalam perekonomian dua sektor perubahan tersebut disebabkan oleh perubahan dalam investasi. Perkembangan teknologi, misalnya akan menambah investasi dan investasi yang bertambah akan memindahkan pengeluaran agregat ke atas.
Analisis mengenai multiplier bertujuan untuk menerangkan pengaruh dari kenaikan atau kemerosotan dalam pengeluaran agregat keatas tingkat keseimbangan dan terutama keatas tingkat pendapatan nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar