Minggu, 09 April 2017

kewirausahaan



 Makalah Proses Kewirausahaan
Ditujukan guna memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan
Dosen Pembimbing: Mardiyani.,SPd.,MSi.

Disusun oleh kelompok 1:
Suherlan               114020094
Wahyu R              114020099
Janudin                114020103
M.Fathurrido       114020119
M.Edo Mahesa     114020122
Tingkat/Kelas:               3/C




Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
Tahun 2017/2018

KATA PENGANTAR
 Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang proses kewirausahaan.

    Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak termasuk kepada Ibu Mardiyani.,SPd.,MSi selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan mengarahkan dalam pembuatan makalah ini..
   
    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah tentang proses kewirausahaan ini.
   
    Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca
.

Cirebon,8 April 2017
Hormat kami,

Penyusun.










DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................................................iii





BAB 1

Pendahuluan


1.1 Latar Belakang


 Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability), dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya (Suryana, 2003).
Menurut Marzuki Usman (Suryana,2003) wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis, dan organisasi usaha baru. Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi motivasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan, semangat, dan kemampuan memanfaatkan peluang usaha. Menurut Suryana (2003) ada enam hakekat penting kewirausahaan yaitu sebagai berikut:
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis.
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan.
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth).
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.
Dalam penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa, kewirausahaan adalah sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko.

1.2 Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari makalah proses kewirausahaan ini adalah :
a.       Dapat memahami pengertian tentang kewirausahaan.
b.      Dapat memahami model,faktor-faktor yang mempengaruhi kewirausahaan.
c.       Memberikan gambaran akan tahap-tahap dan resiko dalam berwirausaha kepada mahasiswa dan pelaku usaha pemula.
d.      Menumbuhkan semangat dan mengembangkan jiwa berwirausaha bagi mahasiswa.
e.       Memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan .

1.3 Rumusan Masalah


1.      Apa definisi dari kewirausahaan?
2.      Apa saja model kewirausahaan?
3.      Faktor apa saja dalam tahap permulaan dan pertumbuhan kewirausahaan?
4.      Apa saja faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan kewirausahaan?

 

1.4 Metode Penulisan


Penulis dalam menyusun makalah ini menggunakan pengumpulan bahan makalah sebagai berikut:

a.       Sumber Tertulis
Dalam hal ini penyusun menggunakan sumber tertulis dari beberapa buku,diantaranya: 1. Yuyus suryana,kewirausahaan “pendekatan karakteristik wirausahawan sukses”.
2. Graha ilmu,kompetensi kewirausahaan”teori,pengukuran kewirausahaan” 
3. Dr.Buchari Alma,”kewirausahaan”r. Buchari Alma "Kewirausahaan".

b.      Studi Browsing
Dalam metode ini penulis membrowsing website dan aplikasi buku online yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.

BAB 2

Pembahasan


2.1 Definisi Kewirausahaan


Menurut Suryana (2013) kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses, inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan yang inovatif demi terciptanya peluang.
Dalam lampiran keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Perusahaan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa :
a. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan.
b. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Menurut Meredith dalam Suryana(2013) mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan sebagai berikut:
Tabel 2.1
Ciri-ciri dan watak kewirausahaan
Ciri-Ciri
Watak
Percaya diri
Keyakinan,ketidktergantungan,individualitas,optimisme
Beorientasi pada tugas dan hasil
Kebutuhan untuk berprestasi,berorientasi laba,ketekunan dan ketabahan,tekad kerja keras,mempunyai dorongan kuat,energik,dan inisiatif
Kepemimpinan
Perilaku sebgai pemimpin,bergaul dengan orang lain,menanggapi saran dan kritik-kritik
Keorisinilan
Inovatif dan kreatif serta fleksibel
Berorientasi ke depan
Pandangan kedepan dan perspektif
Pengambilan resiko dan suka tantangan
Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar

Setiap orang secara terus-menerus mencari kesempatan untuk memulai suatu bisnis. Pada waktu mereka mencari pasar dan mampu menjalankan bisnis, mereka bertindak sebagai seorang wirausaha yang berpotensi.
Eksistensi kewirausahaan pada saat ini dan masa yang akan datang mutlak diperlukan. Hal ini sejalan dengan tuntutan perubahan yang cepat pada paradigma pertumbuhan yang wajar (growth-equity paradigm shift) dan perubahan ke arah globalisasi (globalization paradigm shift) yang menuntut adanya keunggulan, pemerataan, dan persaingan sehingga diperlukan adanya perubahan paradigma pendidikan (Suryana, 2003).
Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya (Suryana, 2003). Disiplin ilmu kewirausahaan mengalami perkembangan yang pesat bukan hanya pada dunia usaha semata melainkan juga pada berbagai bidang, seperti bidang industri, perdagangan, pendidikan, kesehatan, dan institusi lainnya, seperti pada birokrasi pemerintah, perguruan tinggi, dan lembaga swadaya lainnya. Dalam bidang-bidang tertentu, kewirausahaan telah dijadikan sebagai kompetensi inti (core competency) dalam menciptakan perubahan, pembaruan, dan kemajuan. Kewirausahaan tidak hanya dapat digunakan sebagai kiat-kiat bisnis jangka pendek, tetapi juga dapat digunakan sebagai kiat kehidupan secara umum yang berjangka panjang untuk menciptakan peluang. Di bidang bisnis, misalnya banyak perusahaan yang sukses dan memperoleh banyak peluang karena memiliki kreativitas dan keinovasian. Melalui proses kreatif dan inovatif, wirausaha menciptakan nilai tambah barang dan jasa sehingga banyak menciptakan keunggulan bersaing. Sebagai contoh sebagai hasil proses kreativitas dan inovatif di bidang teknologi telah menjadikan perusahaan komputer IBM dan Toyota menjadi perusahaan yang unggul. Dalam bidang pemerintahan, seperti dikemukakan oleh Osborne dan Gaebler (1992), pemerintahan saat ini dituntut untuk bercorak kewirausahaan (entrepreneurial government).
Dengan memiliki jiwa/corak kewirausahaan maka birokrasi dan institusi akan memiliki motivasi, optimisme, dan berlomba untuk menciptakan cara-cara baru yang lebih efisien, efektif, inovatif, fleksibel, dan adaptif.
Siagian (1999), mengelompokkan wirausaha berdasarkan semangat, perilaku, dan kemampuan wira usahanya menjadi tiga tingkatan, yaitu:
1. wirausaha awal;
2. wirausaha tangguh;
3. wirausaha unggul.
Pengelompokan lainnya adalah sebagai berikut.
1. Administrative Entrepreneur, yaitu wirausaha yang perilaku dan kemampuannya yang lebih menonjol dalam memobilisasi sumber daya dan dana, serta mentransformasikannya menjadi output dan memasarkannya secara efisien.
2. Innovative Entrepreneur, yaitu wirausaha yang perilaku dan kemampuannya menonjol dalam kreativitas, inovasi serta mampu mengantisipasi dan menghadapi risiko.
3. Catalyst Entrepreneur, yaitu para pelopor atau penggerak kewirausahaan yang berasal dari luar usaha wirausaha, seperti dari unsur pendidikan (perguruan tinggi), instansi terkait (Dinas Koperasi dan UKM).

2.2 Model Proses Kewirausahaan


Noore pada Bygrave (1996) dalam Suryana (2003), menyatakan bahwa proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun dari luar pribadi, seperti pendidikan, sosial, organisasi, kebudayaan, dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan, kemudian berkembang menjadi wirausaha yang besar seperti dinyatakan Prawirokusumo (1977) dalam Suryana (2003). Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, dan pengalaman, sedangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi, antara lain adalah model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga. Noore pada Bygrave (1996) dalam Suryana (2003), menyajikan Model Proses Kewirausahaan pada Gambar 1.1 berikut ini
Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan inovasi. Inovasi dipicu oleh faktor pribadi, sosiologi, dan lingkungan. Faktor pribadi yang memicu kewirausahaan adalah pencapaian locus of control, toleransi, pengambilan risiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, ketidakpuasan, pendidikan, usia, dan komitmen, sedangkan faktor pemicu yang berasal dari lingkungan adalah peluang, model peranan, dan aktivitas, sedangkan kejadian pemicu yang berasal dari faktor sosial, meliputi jaringan kelompok, orang tua, keluarga, dan model peranan. Seperti halnya pada tahap perintisan kewirausahaan maka pertumbuhan kewirausahaan sangat tergantung pada kemampuan pribadi, organisasi, dan lingkungan.
Faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi pertumbuhan kewirausahaan adalah pesaing, pelanggan, pemasok, dan lembaga-lembaga keuangan yang membantu pendanaan (investor/bankir). Faktor yang berasal dari pribadi adalah komitmen,visi,kepeimpinan dan kemampuan manajerial. Sedangkan faktor yang berasal dari organisasi adalah kelompok,strategi,struktur,budaya,dan produk. Ciri penting fase permulaan dan proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil menurut Suryana (2003) yang didasarkan atas sebagai berikut ini.
1. Tahap Imitasi dan Duplikasi (Imitating and Duplicating).
2. Tahap Duplikasi dan Pengembangan (Duplicating and Developing).
3. Tahap Menciptakan Sendiri Barang dan Jasa Baru yang Berbeda (Create New and Different).
Pada tahap proses imitasi dan duplikasi wirausahawan mulai meniru ide-ide orang lain, misalnya untuk memulai atau merintis usaha barunya diawali dengan meniru usaha orang lain, dan dalam menciptakan jenis barang yang akan dihasilkan meniru jenis produk yang sudah ada. Teknik produksi, desain, proses, organisasi usaha, dan pola pemasarannya ke semuanya meniru yang sudah ada.
Pada tahap duplikasi dan pengembangan, para wirausahawan mulai mengadakan pengembangan ide-ide barunya. Dalam tahap duplikasi produk, misalnya wirausahawan mulai mengembangkan produknya dengan diversifikasi dan diferensiasi berdasarkan desain sendiri. Dalam organisasi usaha dan pemasaran wirausahawan mulai mengembangkan model-model organisasi usaha dan pemasarannya. Pada tahap ini, umumnya wirausahawan memosisikan dirinya sebagai pengikut pasar (market follower) dalam kegiatan pemasarannya.
Tahap menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda (create new and different) dapat timbul apabila wirausahawan mulai bosan dengan proses produksi yang sudah ada, keingintahuan, ketidakpuasan terhadap hasil yang sudah ada mulai timbul disertai adanya keinginan untuk mencapai hasil yang lebih unggul. Pada tahap ini, organisasi usaha mulai diperluas dengan skala yang luas pula, produk mulai diciptakan sendiri berdasarkan riset pasar sehingga produk yang dibuat adalah yang laku dijual dan dibutuhkan konsumen, ada keinginan untuk menjadi penantang pasar (market challenger), bahkan pemimpin pasar (market leader). Produk-produk unik yang mengendalikan pasar (market driven) mulai diciptakan, dan disesuaikan dengan perkembangan teknologi, trend, dan selera konsumen.

2.3 Tahap-Tahap Kewirausahaan
Berdasarkan proses kewirausahaan, Zimmer (1996) dalam Suryana (2003) membagi fase perkembangan kewirausahaan menjadi dua,yaitu
1. Fase awal (perintisan).
2. Fase pertumbuhan.

Keterangan
Fase awal (start up) kewirausahaan
Fase pertumbuhan (growth) kewirausahaan
Tujuan dan Perencanaan
Kesinambungan dan tujuan rencana pokok (menciptakan ide-ide ke pasar)
Tumbuh sederhana,efisien,berorientasi pada laba,dan rencana langsung untuk mencapainya.
Sifat atau ciri-ciri kunci personal
1.      Memfokuskan pada masa yang akan datang daripada masa-masa sekarang,usaha-usaha menengah diarahkan pada masa sekarang.
2.      Pengambil resiko yang moderat dengan tingkat toleransi yang tinggi terhadap perubahan dan kegagalan.
3.      Kapasaitas untuk menemukan ide-ide inovasi yang memberi kepuasan kepada konsumen.
4.      Pengetahuan teknik dan inovasi pada bidangnya.
1.      Memfokuskan pada masa yang akan datang daripada masa-masa sekarang,usaha-usaha menengah diarahkan pada masa sekarang.
2.      Pengambil resiko yang moderat dengan tingkat toleransi yang tinggi terhadap perubahan dan kegagalan.
3.      Kapasitas untuk menempa selama pertumbuhan cepat kemurnian organisasi dan kemampuan berhitung.
4.      Pengetahuan manajerial dan pengalaman dengan menggunakan orang lain dan sumber yang ada.
Sifat untuk desain
1.      Struktur pola yang sederhana dan luas dengan jaringan kerja dan komunikasi yang luas secara horizontal.
2.      Otoritas pengambil keputusan dimiliki oleh kewirausahaan
3.      Informal dan sistem kontrol personal
1.      Struktur yang fungsional atau vertikal. Akan tetapi saluran komunikasi informasi sering di gunakan.
2.      Mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan kepada manajer level kedua. kuasi formal (tidak terlalu kompleks atau bekerjasama) dalam beroperasi.

2.4 Faktor Pemicu Kewirausahaaan


Ide kreatif dan inovatif wirausahawan kadangkala akan muncul melalui proses imitasi (peniruan) dan duplikasi, kemudian berkembang menjadi proses berbeda (inovasi). Kemampuan berinovasi wirausahawan dipengaruhi oleh berbagai factor, baik yang berasal dari diri pribadi maupun dari lingkungan. Factor pribadi yang memicu kewirausahaan adalah dorongan untuk berprestasi, komitmen yang kuat, nilai – nilai pribadi, pendidikan dan pengalaman yang dimiliki (terinternalisasi). Inovasi ini dipicu oleh factor pemicu yang berasal dari lingkungan pada waktu inovasi, yaitu peluang, model peran, dan aktivitas. Kewirausahaan muncul apabila memiliki motivasi, komitmen (kesungguhan), nilai-nilai pribadi, pendidikan, dan pengalaman. Faktor pribadi akan berkembang bila dipicu oleh lingkungan, seperti peluang, peran, aktivasi, persaingan, sumberdaya, incubator, kebijakan pemerintah, pesaing, pelanggan, pemasok, investor, dan banker lainnya.
Menurut McClelland (1961) dalam Suryana (2003) bahwa kewirausahaan ditentukan oleh motif berprestasi (achievement), optimisme (optimism), sikap-sikap nilai (value attitudes) dan status kewirausahaan (entrepreneurial status) atau keberhasilan. Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri atas hak kepemilikan, kemampuan/kompetensi dan insentif, sedangkan faktor eksternal adalah lingkungan. Dalam kemampuan afektif (affective ability) mencakup sikap, nilai-nilai, aspirasi, perasaan, dan emosi yang sangat tergantung pada kondisi lingkungan yang ada maka dimensi kemampuan afektif dan kemampuan kognitif (cognitive ability) merupakan bagian dari pendekatan kemampuan kewirausahaan (entrepreneurial).

2.5 Faktor Keberhasilan Kewirausahaan


Untuk menjadi wirausahawan yang sukses, hal utama yang perlu dimiliki, yaitu tujuan atau visi bisnis yang jelas, kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi risiko baik waktu maupun uang. Apabila sudah memiliki kesiapan dalam menghadapi risiko, langkah berikutnya adalah membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan dan menjalankannya. Agar usahanya berhasil, selain harus bekerja keras sesuai dengan urgensinya, wirausaha harus mampu mengembangkan hubungan baik dengan mitra usahanya maupun dengan semua pihak terkait dengan kepentingan perusahaan, dan pada puncaknya seorang wirausahawan harus memiliki tanggung jawab terhadap kesuksesan maupun kegagalan bisnisnya. Dun Steinhoff & John F. Burgess (1993) mengemukakan beberapa karakteristik yang diperlukan untuk mencapai pengembangan dan keberhasilan berwirausaha sebagai berikut :
1.      Untuk menjadi wirausahawan yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi bisnis yang jelas serta kemauan dan keberanian untuk menghadapi risiko, baik waktu maupun uang. Apabila ada kesiapan menghadapi risiko.
2.      Bila ingin sukses harus membuat perencanaan usaha mengorganisasikan, dan menjalankannya. Agar usaha tersebut berhasil, selain harus bekerja keras sesuai dengan urgensinya, wirausahawan harus maupun semua pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan.
Sukses dalam berwirausaha tidak diperoleh secara tiba-tiba atau instan dan secara kebetulan, menuju kewirausahaan sukses menurut Dun Steinhoff & John F. Burgess (1993) yaitu :
a. Memiliki visi dan tujuan usaha.
b. Berani mengambil rikiso waktu dan uang.
c. Merencanakan, mengorganisasikan, dan menjalankan.
d. Bekerja keras.
e. Membangun  hubungan dengan karyawan, pelanggan, pemasok, dan yang lainnya.
f. Bertanggungjawab atas kesuksesan dan kegagalan.
Setyawan (1996) menyatakan bahwa langkah-langkah keberhasilan berwirausaha sebaiknya bertolak dari kompetensi wirausaha, yaitu:
1. mendayagunakan pengetahuan dan keterampilan sendiri untuk berwirausaha
2. memastikan apakah ada celah/peluang yang masih terbuka
3. menyiapkan dana untuk investasi tertentu dan operasi yang sesuai
4. menyiapkan tempat usaha dan sarana yang dibutuhkan
5. merekrut tenaga kalau diperlukan lebih dari seorang pelaksana
6. memasarkan barang/pelayanan khas
7. menguasai segmen pasar khusus.
Keberhasilan dalam kewirausahaan ditentukan tiga faktor, yaitu yang mencakup hal-hal berikut :
1.      Kemampuan dan kemauan. orang yang tidak memiliki kemampuan, tetapi banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan, tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausahawan yang sukses.
2.      Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat, tetapi memiliki kemauan untuk bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras, tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduannya tidak akan menjadi wirausahawan yang sukses.
3.      Kesempatan dan peluang. Ada solusi ada peluang, sebaliknya tidak ada solusi tidak akan ada peluang. Peluang ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri, bukan mencari-cari menunggu peluang yang datang kepada kita.

2.6 Faktor Kegagalan Kewirausahaan


Selain keberhasilan, seorang wirausahawan juga selalu dibayangi oleh potensi kegagalan yang akan memberikan lebih banyak pelajaran dibandingkan sekedar kesuksesan. Zimmerer (1996) dalam Suryana (2003) menyatakan bahwa kegagalan wirausahawan dalam mengelola bisnisnya dapat disebabkan hal-hal sebagai berikut.
1. Tidak kompeten dalam manajerial, yaitu dicirikan dengan rendahnya kemampuan serta kinerja di dalam pengelolaan usahanya.
2. Kurang memiliki pengalaman dalam berbagai segi, misalnya dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mensinergikan operasionalisasi perusahaan.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berjalan dengan baik maka aspek keuangan harus betul-betul diperhatikan, misalnya menjaga likuiditas perusahaan melalui pengendalian arus kas. Mengendalikan setiap pengeluaran biaya dan penerimaan baik dari pinjaman maupun dari hasil penjualan produk.
4. Adanya kegagalan dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, apabila suatu rencana gagal maka akan berdampak terhadap terhambatnya operasi perusahaan.
5. Lokasi kurang memadai. Lokasi usaha merupakan faktor yang strategis, apabila salah dalam memilih lokasi maka berakibat terhadap terhambatnya operasi perusahaan.
6. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
7. Sikap kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dijalankan menjadi labil dan dapat mengakibatkan kegagalan fatal
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausahawan yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, cepat atau lambat akan tergusur oleh zaman dan mengalami kemunduran bahkan kebangkrutan usaha. Keberhasilan usaha hanya dapat diperoleh apabila wirausahawan memiliki keberanian mengadakan perubahan dan adaptif terhadap peralihan waktu.
Kegagalan juga dapat ditimbulkan oleh dasar kelemahan yang bersumber pada sifat pribadi yang penuh keraguan, dan hidup tanpa pedoman ataupun orintasi yang tegas, misalnya sebagai berikut :
1.    Suka meremehkan mutu.
2.    Suka menerobos atau mengambil jalan pintas.
3.    Tidak memliki kepercayaan diri.
4.    Tidak disiplin.
5.    Suka mengabaikan tanggung jawab.

2.7 Keuntungan dan Kerugian Kewirausahaan

Keuntungan dan kerugian kewirausahaan identik dengan keuntungan dan kerugian pada usaha kecil milik sendiri. Lambing dan Kuehl (2000) dalam Suryana (2003) menguraikan tentang keuntungan dan kerugian sebagai wirausahawan adalah sebagai berikut.
Keuntungan Wirausaha

Kerugian Wirausaha
Otonomi
Pengelolaan yang bebas tidak terikat membuat wirausaha menjadi seorang bos yang penuh kepuasan.
Pengorbanan personal
Pada awalnya wirausahawan harus bekerja dengan memerlukan waktu yang lama,menyibukan,bahkan melelahkan. Sedikit sekali waktu yang diluangkan untuk kepentingan keluarga,rekreasi. Hampir seluruh waktunya digunakan untuk bisnis.
Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi
Tantangan awal atau perasaan motivasi yang tinggi merupakan hal menggembirakan. Peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat menghasillkan keuntungan yang memotivasi wirausahawan.
Beban tanggung jawab
Wirausahawan harus mengelola semua fungsi bisnis diantaranya adalah pemasaran,keuangan,pegawai,pengadaan,dan pelatihan
Kontrol Finansial
Bebas dalam mengelola keuangan dan merasa sebagai kekayaan milik sendiri.
Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan kegagalan
Wirausahawan menggunakan modal milik sendiri maka profit margin yang diperoleh relatif lebih kecil dan harus menghadapi adanya kegagalan

BAB 3

Penutup

3.1 Kesimpulan


Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability), dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya (Suryana, 2003). Menurut Suryana (2013) kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses, inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan yang inovatif demi terciptanya peluang. Noore pada Bygrave (1996) dalam Suryana (2003), menyatakan bahwa proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun dari luar pribadi, seperti pendidikan, sosial, organisasi, kebudayaan, dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan, kemudian berkembang menjadi wirausaha yang besar seperti dinyatakan Prawirokusumo (1977) dalam Suryana (2003). Berdasarkan proses kewirausahaan, Zimmer (1996) dalam Suryana (2003) membagi fase perkembangan kewirausahaan menjadi dua,yaitu
1. Fase awal (perintisan).
2. Fase pertumbuhan.
 Factor pribadi yang memicu kewirausahaan adalah dorongan untuk berprestasi, komitmen yang kuat, nilai – nilai pribadi, pendidikan dan pengalaman yang dimiliki (terinternalisasi). Inovasi ini dipicu oleh factor pemicu yang berasal dari lingkungan pada waktu inovasi, yaitu peluang, model peran, dan aktivitas. Kewirausahaan muncul apabila memiliki motivasi, komitmen (kesungguhan), nilai-nilai pribadi, pendidikan, dan pengalaman. Faktor pribadi akan berkembang bila dipicu oleh lingkungan, seperti peluang, peran, aktivasi, persaingan, sumberdaya, incubator, kebijakan pemerintah, pesaing, pelanggan, pemasok, investor, dan banker lainnya.
Keberhasilan dalam kewirausahaan ditentukan tiga faktor, yaitu yang mencakup hal-hal berikut :
1.      Kemampuan dan kemauan. orang yang tidak memiliki kemampuan, tetapi banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan, tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausahawan yang sukses.
2.      Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat, tetapi memiliki kemauan untuk bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras, tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduannya tidak akan menjadi wirausahawan yang sukses.
4.      Kesempatan dan peluang. Ada solusi ada peluang, sebaliknya tidak ada solusi tidak akan ada peluang. Peluang ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri, bukan mencari-cari menunggu peluang yang datang kepada kita.

Kegagalan  dapat ditimbulkan oleh dasar kelemahan yang bersumber pada sifat pribadi yang penuh keraguan, dan hidup tanpa pedoman ataupun orintasi yang tegas, misalnya sebagai berikut :
1.    Suka meremehkan mutu.
2.    Suka menerobos atau mengambil jalan pintas.
3.    Tidak memliki kepercayaan diri.
4.    Tidak disiplin.
5.    Suka mengabaikan tanggung jawab.
Lambing dan Kuehl (2000) dalam Suryana (2001) menguraikan tentang keuntungan dan kerugian sebagai wirausahawan adalah sebagai berikut
A.    Keuntungan dalam berwirausaha:

1.      Otonomi, pengelolaan yang bebas tidak terikat membuat wirausaha menjadi seorang bos yang penuh kepuasan.
2.      Tantangan awal dan motif berprstasi, tantangan awal atau perasaan motivasi yang tinggi merupakan hal menggembirakan. Peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat menghasillkan keuntungan yang memotivasi wirausahawan.
3.      Kontorl finansial, bebas dalam mengelola keuangan dan merasa sebagai kekayaan milik sendiri.

B.     Kerugian dalam berwirausaha

1.      Pengorbanan pribadi, pada awalnya wirausahawan harus bekerja dengan memerlukan waktu yang lama,menyibukan,bahkan melelahkan. Sedikit sekali waktu yang diluangkan untuk kepentingan keluarga,rekreasi. Hampir seluruh waktunya digunakan untuk bisnis.
2.      Beban tanggung jawab, wirausahawan harus mengelola semua fungsi bisnis diantaranya adalah pemasaran,keuangan,pegawai,pengadaan,dan pelatihan.
3.      Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan kegagalan, wirausahawan menggunakan modal milik sendiri maka profit margin yang diperoleh relatif lebih kecil dan harus menghadapi adanya kegagalan.

3.2 Saran


      Demikianlah makalah yang kami buat mudah – mudahan apa yang saya paparkan bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua untuk lebih mengenal dunia kewirausahaaan. Setelah kami membuat dan menyusun makalah tentang analisis kewirausahan ini, kami memberi saran, pentinglah bagi seorang calon wirausaha untuk mempelajari dari hal-hal yang mendasar terlebih dahulu. Karena, jika kita mengambil langkah yang terburu-buru, misalnya ; seseorang yang hanya mempunyai modal dan keberanian saja tanpa tahu ilmu-ilmu dasarnya maka bukanlah hal yang aneh jika ia akan mengalami kegagalan dalam usahanya. Artinya, apa yang telah dijelaskan diatas adalah elemen-elemen dasar yang harus dimiliki dan diketahui oleh seorang calon wirausaha untuk mulai melangkah.
      Oleh karena itu, untuk menjadi seorang wirausahawan yang sukses haruslah mengikuti apa yang menjadi karakteristik juga kita-kiat menjadi seorang wirausahawan yang sukses sebagaimana yang telah dijelaskan.  Kami  menyadari apa yang kami paparkan dalam makalah ini tentu masih belum sesuai apa yang di harapkan,untuk itu kami  berharap masukan yang lebih banyak lagi dari dosen pembimbing dan rekan mahasiswa semua.

3.3 Daftar Pustaka

1. Yuyus suryana,kewirausahaan “pendekatan karakteristik wirausahawan sukses”.
2. Graha ilmu,kompetensi kewirausahaan”teori,pengukuran kewirausahaan”.
3. Dr.Buchari Alma,”kewirausahaan”.

3.4 Lampiran


-          Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penyusunan makalah dan hasilnya merupakan satu kesatuan dari makalah yang disusun.
-          Disetiap lampiran diberi nomer urut dan judul sesuai urutan penggunaannya.
-          Lampiran harus disusun sejalan dengan urutan fungsinya dalam makalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar